Awalnya aku pikir Novel ini hanya akan menjadi trilogi tetapi ternyata Mba Sinta Yudisia membuatnya menjadi empat. ini Tetralogi! keren!.Aku sama sekali tidak menyesal telah membaca semua Novel ini. Bahkan aku merasa sangat beruntung. Awesome!!. keempat novelnya benar-benar bagus. Dari membaca novel pertamanya saja yaitu "Sebuah Janji" sudah membuat aku penasaram akan cerita Takudar selanjutnya. Dan jujur aku selalu menunggu kelanjutan kisahnya. Aku juga sangat berharap jika Novel ini bisa difilmkan meskipun setelah membacanya kita akan tau bahwa memang sulit untuk membuatnya menjadi sebuah film dikarenakan faktor latar belakang tempatnya di daerah Mongol. Tetapi aku tetap masih berharap semoga saja!.. ^.^
KISAH
TAKUDAR KHAN
PANGERAN
MUSLIM PEWARIS MONGOL
DI
TENGAH DERU ANGIN PAGI.
“Berjanjilah
kepadaku, Syekh,” Gumam kaisar penuh harap, “Berjanjilah bahwa kita akan
bertemu suatu saat nanti, seusai aku mewujudkan cita-cita besarku untuk mempersatukan
kembali daerah Mongolia.”
Syekh
Jamaluddin termenung, “Bagaimana…jika kita tak akan bertemu lagi?”
Sebuah
pertanyaan besar bagi Kaisar.
Dapatkah
ia, seorang kaisar yang menguasai hampir separuh dataran didunia, menepati
janjinya? Apalagi janji itu terucap tanpa ada saksi lain, kecuali hamparan
gunung yang ganas.
Ia
adalah putra mahkota Mongolia yang hilang. Menjadi rakyat jelata di
Syakhrisyabz. Tiada pelayan, prajurit, saudara, bahkan uang sepeserpun.
Namun
ia adalah sebuah harapan. Asa akan sebuah keadilan dan naungan bagi ribuan
rakyat dalam prahara.
Dan
ia akan memenuhi janji. Ia akan kembali!
THE ROAD TO THE EMPIRE
Takudar, Arghun, Buzun, adalah tiga
putra Tuqluq Timur Khan, penguasa kekaisaran Mongolia, keturunan Jenghiz Khan.
Setelah pembunuhan terhadap kaisar dan permaisurinya, Takudar, Pangeran Kesatu
pewaris sah tahta kekaisaran, menghilang. Arghun Khan, Pangeran Kedua menjadi
kaisar dengan penuh konspirasi atas bantuan Albuqa Khan, orang kepercayaannya.
Dan Buzun, Pangeran Ketiga, tetap mengabdi di kekaisaran. Dengan memelihara
rindu dan ingin tahu kemana hilangnya Takudar.
Arghun Khan menjadi Kaisar yang sangat
ambisius, bersemangat menguasai dunia. Melanjutkan kebesaran leluhurnya,
Jenghiz Khan. Ia bahkan berambisi menaklukan Jerusalem. Namun dalam gerakan
penaklukan dan usaha meluaskan wilayah kekuasaan dengan ambisi yang begitu besar, selalu
rakyat yang menjadi korban. Termasuk di dalamnya masyarakat Muslim, yang sejak
Khalifah Rasyidin telah menyatu dengan bangsa Mongolia sebagai warga minoritas.
Bagi Muslim Mongol, membiarkan
ekspansi berarti menyiapkan kuburan massal. Tak ada pilihan, perlawanan harus
dilakukan. Apalagi. Pangeran Kesatu yang diselamatkan orang-orang Muslim, telah
kembali. Meski tersisih, menggelandang, dan tak punya kekuatan pasukan,
menegakkan kembali kebenaran sejarah adalah sebuah hal yang niscaya. Bersama
orang-orang Muslim, Baruji alias Takudar Muhammad Khan merencanakan perlawanan
untuk merebut tahta. Dan Buzun, sang Pangeran Ketiga pun dilanda dilema.
Haruskah ia memihak salah satu kakaknya? Di sisi lain, para perempuan
disekeliling Arghun, Takudar, maupun Buzun, memainkan perannya. Almamuchi alias
Uchatadara, gadis dari suku Tar Muleng yang selama ini setia menjadi pelayan
Takudar. Urghana, putri Albuqa Khan yang mencintai Buzun, tapi harus menghadapi
kekerasan hati Arghun, yang juga mencintainya. Selir Albuqa Khan, Han Shiang,
yang licik. Juga Karadiza, gadis muslim pemberani dan lugas.
Maka, intrik dan konspirasi politik
pun bertabur dalam novel ini. Heroisme berbalut bumbu romantisme yang memikat
dan menggetarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar