Sabtu, 19 Januari 2013

Novel (Tetralogi) Kisah Takudar Khan Karya Sinta Yudisia

Awalnya aku pikir Novel ini hanya akan menjadi trilogi tetapi ternyata Mba Sinta Yudisia membuatnya menjadi empat. ini Tetralogi! keren!.Aku sama sekali tidak menyesal telah membaca semua Novel ini. Bahkan aku merasa sangat beruntung. Awesome!!. keempat novelnya benar-benar bagus. Dari membaca novel pertamanya saja yaitu "Sebuah Janji" sudah membuat aku penasaram akan cerita Takudar selanjutnya. Dan jujur aku selalu menunggu kelanjutan kisahnya. Aku juga sangat berharap jika Novel ini bisa difilmkan meskipun setelah membacanya kita akan tau bahwa memang sulit untuk membuatnya menjadi sebuah film dikarenakan faktor latar belakang tempatnya di daerah Mongol. Tetapi aku tetap masih berharap semoga saja!..  ^.^
KISAH TAKUDAR KHAN
PANGERAN MUSLIM PEWARIS MONGOL

SEBUAH JANJI


DI TENGAH DERU ANGIN PAGI.
“Berjanjilah kepadaku, Syekh,” Gumam kaisar penuh harap, “Berjanjilah bahwa kita akan bertemu suatu saat nanti, seusai aku mewujudkan cita-cita besarku untuk mempersatukan kembali daerah Mongolia.”
Syekh Jamaluddin termenung, “Bagaimana…jika kita tak akan bertemu lagi?”
Sebuah pertanyaan besar bagi Kaisar.
Dapatkah ia, seorang kaisar yang menguasai hampir separuh dataran didunia, menepati janjinya? Apalagi janji itu terucap tanpa ada saksi lain, kecuali hamparan gunung yang ganas.

THE LOST PRINCE


Ia adalah putra mahkota Mongolia yang hilang. Menjadi rakyat jelata di Syakhrisyabz. Tiada pelayan, prajurit, saudara, bahkan uang sepeserpun.
Namun ia adalah sebuah harapan. Asa akan sebuah keadilan dan naungan bagi ribuan rakyat dalam prahara.
Dan ia akan memenuhi janji. Ia akan kembali!

THE ROAD TO THE EMPIRE

     


          Takudar, Arghun, Buzun, adalah tiga putra Tuqluq Timur Khan, penguasa kekaisaran Mongolia, keturunan Jenghiz Khan. Setelah pembunuhan terhadap kaisar dan permaisurinya, Takudar, Pangeran Kesatu pewaris sah tahta kekaisaran, menghilang. Arghun Khan, Pangeran Kedua menjadi kaisar dengan penuh konspirasi atas bantuan Albuqa Khan, orang kepercayaannya. Dan Buzun, Pangeran Ketiga, tetap mengabdi di kekaisaran. Dengan memelihara rindu dan ingin tahu kemana hilangnya Takudar.
          Arghun Khan menjadi Kaisar yang sangat ambisius, bersemangat menguasai dunia. Melanjutkan kebesaran leluhurnya, Jenghiz Khan. Ia bahkan berambisi menaklukan Jerusalem. Namun dalam gerakan penaklukan dan usaha meluaskan wilayah kekuasaan  dengan ambisi yang begitu besar, selalu rakyat yang menjadi korban. Termasuk di dalamnya masyarakat Muslim, yang sejak Khalifah Rasyidin telah menyatu dengan bangsa Mongolia sebagai warga minoritas.
          Bagi Muslim Mongol, membiarkan ekspansi berarti menyiapkan kuburan massal. Tak ada pilihan, perlawanan harus dilakukan. Apalagi. Pangeran Kesatu yang diselamatkan orang-orang Muslim, telah kembali. Meski tersisih, menggelandang, dan tak punya kekuatan pasukan, menegakkan kembali kebenaran sejarah adalah sebuah hal yang niscaya. Bersama orang-orang Muslim, Baruji alias Takudar Muhammad Khan merencanakan perlawanan untuk merebut tahta. Dan Buzun, sang Pangeran Ketiga pun dilanda dilema. Haruskah ia memihak salah satu kakaknya? Di sisi lain, para perempuan disekeliling Arghun, Takudar, maupun Buzun, memainkan perannya. Almamuchi alias Uchatadara, gadis dari suku Tar Muleng yang selama ini setia menjadi pelayan Takudar. Urghana, putri Albuqa Khan yang mencintai Buzun, tapi harus menghadapi kekerasan hati Arghun, yang juga mencintainya. Selir Albuqa Khan, Han Shiang, yang licik. Juga Karadiza, gadis muslim pemberani dan lugas.
          Maka, intrik dan konspirasi politik pun bertabur dalam novel ini. Heroisme berbalut bumbu romantisme yang memikat dan menggetarkan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar